Eka menyampaikan, pemerintah memiliki keterbatasan dalam membackup semua kebutuhan, sehingga para inovator dan lembaga pelatihan harus dapat berdiri sendiri ke depannya.
“Peserta lomba inovasi teknologi dari 38 provinsi seharusnya mendapat pembinaan lanjutan untuk memasarkan produknya," ungkap Eka
"Namun, keterbatasan dana membuat kami tidak bisa membantu sepenuhnya," tuturnya.
"Kami berharap lembaga-lembaga pelatihan teknologi tepat guna bisa menjadi tempat berkumpulnya para inovator dan mendukung mereka untuk terus berinovasi dan memasarkan produk secara mandiri,” Pungkasnya.
Melalui pelatihan yang berkelanjutan dan pembinaan kelembagaan, DPMPD Kaltim berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih mandiri, inovatif, dan berdaya saing.
“Kami ingin bagaimana lembaga pelatihan ini bisa menjadi pusat inovasi teknologi, tempat di mana inovator dapat berkumpul dan menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional,” tutup Eka. (adv)
Tag