Pada umumnya, konflik terjadi karena pedagang menggunakan trotoar yang seharusnya berfungsi sebagai jalur bagi pejalan kaki.
“Di kawasan kota saja sulit menata pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar untuk berjualan, sama halnya dengan di kompleks GOR ini,” jelas Junaidi saat ditemui beberapa hari lalu.
Karena itu, Dispora Kaltim telah menyediakan lokasi khusus bagi para pedagang di kawasan GOR agar mereka tetap dapat berjualan tanpa mengganggu fasilitas olahraga.
Namun, upaya ini juga menghadapi tantangan tersendiri karena banyak pedagang tak mau menempati lokasi yang telah disediakan.
"Prinsip pedagang itu mendatangi pembeli, bukan menunggu pembeli", kata Junaidi
"Mereka ingin berjualan di area yang ramai seperti lintasan lari saat ada pertandingan", ungkapnya.
Ia menilai, mereka lebih memilih berjualan di area yang ramai, seperti dekat lintasan lari saat ada pertandingan atau acara besar.
"Ini yang perlu diubah, perlu ada perubahan mindset di masyarakat, terutama pedagang, agar bisa mengikuti penataan yang sudah kami buat,” tutupnya. (wan)
Tag