Parlementaria

Demi Ketahanan Pangan Kaltim Terjaga, Pemprov Diminta Intens Komunikasi Dengan Daerah Penghasil

Minggu, 30 Oktober 2022 12:17

Anggota DPRD Kaltim Veridiana Huraq Wang

SAMARINDA - Kalimantan Timur hingga kini belum bisa swasembada pangan. Masih ketergantungan dengan daerah lain. Olehnya itu harus mempertahankan kerjasama dengan daerah lain agar ketahanan pangan tetap terjaga.

Hal tersebut diungkapkan Anggota DPRD Provinsi Kaltim Veridiana Huraq Wang saat dikonfirmasi awak media. Menurut dia pola kerjasama itu dilakukan sembari upaya meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian di benua Etam ini.

"Untuk beras misalnya, Kalimantan Timur (Kaltim) tiap tahun selalu mendatangkan beras dari luar daerah baik Jawa dan lainnya sekitar 30 persen karena belum mampu swasembada beras, belum termasuk kebutuhan pangan lainnya,"ujarnya.

Dia juga meminta Pemprov Kaltim untuk terus koordinasi dengan daerah penghasil, jika perlu mengembangkan kerja sama dengan daerah lain yang produksi pangannya melimpah.

Menurutnya Pemprov Kaltim selama ini telah memfasilitasi pedagang untuk kelancaran mendatangkan berbagai komoditas dari daerah lain seperti Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan sejumlah provinsi di Pulau Jawa, sehingga Kaltim tidak mengalami gejolak pangan.

Ia mengatakan, tingkat kesuburan tanah di Kaltim dengan di Jawa jauh berbeda. Di Jawa jauh lebih subur, sementara tanah di Kaltim kesuburannya lebih rendah karena banyak mengandung unsur asam akibat banyaknya batu bara.

Dia mencontohkan hampir semua lokasi terdapat kandungan batu bara, kalorinya juga berbeda sehingga tanah Kaltim asam yang membutuhkan penanganan ekstra untuk menghasilkan produksi yang baik.

Politisi PDI Perjuangan ini menceritakan, pernah mendampingi untuk penanaman jagung. Saat itu petani sudah mendapat ilmu dari Jawa tentang pola budi daya jagung, mulai penanaman, pemeliharaan hingga proses panen.

“Pola penanganan jagung yang ditanam oleh petani di sini sama saja dengan di Jawa karena ilmu dan obat-obatan yang digunakan sama, namun produksinya jauh lebih rendah, karena tingkat kesuburan lahan di Jawa dengan di Kaltim memang beda,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa kesuburan lahan Kaltim cenderung berjangka pendek, yakni hanya beberapa kali penanaman, maka kesuburannya terus menurun alias tidak konsisten, sehingga perlu perlakuan khusus.

"Untuk membuat lahan di Kaltim memiliki kesuburan konsisten, diperlukan perlakukan khusus atau semacam rekayasa teknologi melalui inovasi dinas terkait, yakni harus melakukan ekstensifikasi lahan,” kata Veri.

(JIf/ADV/DPRD Kaltim)

Tag

MORE