Tak beda jauh dari Sispa, Hamid warga Jl. Imam Bonjol juga tampak sibuk memeriksa kelengkapan berkasnya sebelum dipanggil petugas.
Pria berambut gondrong itu datang mengenakan kaos hitam dengan jaket abu-abu, mengendarai Mio soul hitam yang sudah ia perbaiki setelah rusak akibat dugaan BBM oplosan.

Dengan wajah lega, ia menunjukkan nota perbaikan senilai Rp260 ribu dari bengkel tempat ia memperbaiki motornya.
“Waktu itu ngisi di SPBU jalan Ponorogo, tanggal 8. Habis itu motor brebet seperti kehabisan bensin padahal bensinnya penuh, enggak kuat nanjak. Dicek, ternyata rotak dan fuel pump-nya rusak meski ganti baru kata mekaniknya,” jelasnya.
Hamid mengaku bantuan yang ia terima sangat membantu, meski harus bolak-balik ke bengkel karena motor sempat rusak dan sudah diganti suku cadangnya.
Ia mengatakan saat ini, motor yang ia kendarai sudah kembali normal, meski sempat khawatir akan terjadi lagi hal serupa.
Sementara itu, Camat Samarinda Ulu, Sujono, saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan bahwa bantuan itu merupakan kebijakan dari Wali Kota Samarinda menyusul laporan massal kerusakan motor akibat dugaan BBM bermasalah.
“Data awal yang kami terima ada kurang lebih 600 kasus se-Kota Samarinda. Tapi datanya enggak jelas sumbernya. Enggak ada laporan resmi ke kami sebelumnya. Begitu bantuan diumumkan, baru warga ramai datang,” kata Sujono.
Menurutnya, setiap kecamatan mendapat kuota 60 motor penerima bantuan.
Dan hanya dalam waktu kurang dari tiga jam, seluruh kuota di Samarinda Ulu sudah habis disalurkan.
“Hari ini, dari jam 9 sampai sekitar jam 12 itu langsung habis kuotanya. Dan kami enggak bisa janji ada tambahan,” tegasnya.
Tag