“Kondisi sekolah di sini sudah memprihatinkan. Bangunan kayu ini sudah berdiri sejak 1978, dan ada bangunan beton yang dibangun pada 1980-an. Total ada 18 rombongan belajar, namun bangunan kayu ini sangat mengkhawatirkan karena atapnya bocor," bebernya.
Sebanyak empat kelas dari bangunan kayu menampung kelas 3 dan 4 lebih dari 100 siswa. Beberapa bagian bangunan bahkan mulai runtuh saat hujan lebat, meski tidak sampai mencederai siswa.
“Sempat ada kejatuhan kayu dari lantai atas, untungnya saat kejadian tidak ada aktivitas siswa di dalam kelas,” tambahnya.
Selain kondisi bangunan, Siti juga menyampaikan dinding bangunan yang sudah tidak dapat difungsikan, ditutupi oleh plastik.
“Kami juga meminta tadi perlunya perbaikan fasilitas lain seperti jalan di belakang bangunan untuk jalur antar-jemput siswa, WC yang tidak representatif, serta pengecatan pintu-pintu yang sudah usang. Kursi-kursinya juga masih dari plastik. Kami sangat berharap perbaikan segera dilakukan,” harapnya.
Siti Akhmaliah berharap, agar bangunan sekolah yang berada di tengah kota ini segera dibangun agar lebih berfungsi maksimal dan indah.
"Bangunan yang ada sudah pernah direhab pada 2005, selanjutnya tahun 2008, setelah itu, tidak ada renovasi lagi sampai sekarang. Harapan kami, bangunan ini bisa direnovasi agar kota kita lebih indah dan nyaman," tutupnya. (Ale)
Tag