ARUSBAWAH.CO - Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur, Rina Zainun, ungkap adanya laporan masuk soal kasus dugaan bullying yang terjadi di salah satu sekolah dasar di Samarinda.
Kasus ini mencuat setelah seorang anak diduga mengalami intimidasi dari teman-teman sebayanya karena tidak mampu membeli buku paket sekolah dan tidak dapat membayar iuran paguyuban selama satu tahun.
Rina mengungkapkan bahwa anak tersebut mengalami berbagai bentuk perundungan.
"Anak itu dipeloroti celananya oleh teman-temannya di lapangan, beberapa hari sebelum peringatan 17 Agustus," ujar Rina.
Ia juga menambahkan bahwa kejadian lainnya adalah anak tersebut sengaja dijatuhkan oleh teman sebayanya hingga kepalanya terbentur.
Menurut Rina, situasi ini diperparah dengan adanya pengaruh dari orang tua yang seharusnya menjadi teladan baik bagi anak-anak.
"Saya heran bagaimana anak-anak sekecil itu bisa tahu soal iuran-iuran paguyuban. Ini kembali lagi, memang orang tua jangan sampai menjadi pengajar perundungan bagi anak-anak," tegasnya.
Tag