Advertorial

Soal Penanganan Stunting, Kadis DPPKB Kutim Sebut soal Bagian Kesejahteraan Masyarakat 

Minggu, 8 Desember 2024 4:57

Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terintegrasi dan Manajemen Risiko untuk penurunan stunting, pada Senin (4/11/2024)/ HO

ARUSBAWAH.CO - Persoalan penanganan stunting dinilai bukan hanya soal kesehatan, tetapi merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Demikian sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) dalam agenda Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terintegrasi dan Manajemen Risiko untuk penurunan stunting, pada Senin (4/11/2024).

Dikatakannya, DPPKB punya peran penting dalam mengurangi angka stunting di Kutai Timur.

Penurunan stunting pun ia sampaikan bukan hanya soal kesehatan.

"Penanganan stunting bukan hanya soal kesehatan, tetapi merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," jelasnya.

“Ketika prevalensi stunting berkurang, generasi masa depan Kutai Timur akan tumbuh lebih sehat, cerdas, dan produktif,” jelasnya.

Diketahui, berdasarkan data yang ada, kasus stunting di Kutim mengalami penurunan sebanyak 4.324 keluarga.

Pada akhir September 2024 angka stunting kembali turun menjadi 12.362 keluarga.

Junaidi menjelaskan jumlah anak stunting di Kutim pada Juni 2024 berjumlah 1.801 anak yang tersebar di 18 kecamatan.

Jumlah anak dengan stunting paling banyak ada di Kecamatan Muara Bengkal dengan jumlah 224 anak yang terindikasi stunting, sedangkan yang paling sedikit ada di Kecamatan Batu Ampar hanya 5 anak yang terindikasi.

"Pada September 2024 jumlah anak stunting mengalami penurunan sebanyak 53 anak," ungkapnya.

Junaidi mengatakan penurunan angka stunting di Kutim merupakan tugas bersama, baik pemerintah maupun swasta, khususnya tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten Kutai Timur. (adv)

Tag

MORE