ARUSBAWAH.CO - Ketua DPD RI yang baru saja terpilih, Sultan Najamuddin diketahui juga berlatar belakang seorang pengusaha.
Dilansir dari web sultanbnajamudin.com, Sultan Najamuddin merupakan Komisaris ASA Karya Group.
Perusahaan Sultan Najamuddin itu membawahi beberapa perusahaan lain yang bergerak di bidang bahan peledak, dan lainnya.
Salah satu anak perusahaan Sultan Najamuddin adalah PT Asa Karya Multipratama, yang merupakan pabrik bahan peledak berlokasi di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Lantas, berikut kami berikan sekilas info terkait pabrik bahan peledak milik Ketua DPD RI, Sultan Najamuddin itu.
Dilansir dari website perusahaan, PT ASA Karya Multipratama adalah perusahaan swasta nasional di bawah holding company ASA GROUP yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Importasi, Pendistribusian bahan peledak komersial dan Blasting Services untuk keperluan industri dan pertambangan umum maupun pertambangan minyak & gas bumi.
Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 06 Juli 2000 sesuai dengan akta pendirian perusahaan No. 18 yang dibuat oleh Notaris Drs. ATRINO LESWARA, SH, yang selanjutnya pada tahun 2021 dilakukan perubahan management perusahaan sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. 7 tanggal 13 April 2021 yang dibuat oleh Notaris MANARSAR ANITA AROEAN, SH . MKn.
Untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, PT ASA KARYA MULTIPRATAMA yang berkantor di Jakarta juga didukung oleh kantor representatif yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Dalam menjalankan usahanya, PT ASA KARYA MULTIPRATAMA telah dilengkapi juga dengan Ijin-ijin Usaha dibidang Importasi dan Pendistribusian Bahan Peledak Komersial dari Kementerian Pertahanan R.I. No.: KEP/833/M/IX/2020 tanggal 1 September 2020 tentang “PEMBERIAN IJIN SEBAGAI BADAN USAHA DIBIDANG BAHAN PELEDAK KOMERSIAL” dan juga telah mendapatkan ijin dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia tentang “IJIN MEMASUKKAN (IMPOR) BAHAN PELEDAK KE INDONESIA”, selain itu juga telah mendapat ijin dari instansi terkait lainnya.
Perusahaan ini telah memiliki pabrik bahan peledak di Kukar, Kaltim.
Groundbreaking pabrik bahan peledak itu dilakukan pada 2023 lalu.
Informasi dihimpun, luas lahannya 19 hektar dengan nilai investasi 50 juta dollar AS.
Hasil bahan produksi dari pabrik bahan peledak milik Sultan Najamuddin ini, ditargetkan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 70 persen.
Indonesia memang masih membutuhkan pasokan bahan baku untuk bahan peledak.
Permintaan untuk sektor ini masihlah besar.
Data dari Kementerian Perindustrian, kebutuhan bahan baku untuk bahan peledak, masihlah kurang.
Kebutuhan amonium nitrat saat ini 480.000-500.000 ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi industri baru mencapai 440.000 ton per tahun.
Jika dijabarkan per tahun, angka kebutuhan itu juga cukup tinggi.
Tahun 2012 misalnya, kebutuhan bahan peledak mencapai 550 ribu ton per tahun.
Sementara untuk di tahun 2017 meningkat menjadi 800 ribu ton per tahun. (pra)