ARUSBAWAH.CO - Dalam rangkaian debat calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur 2024 yang berlangsung di Plenary Hall Sempaja, Samarinda, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Isran Noor-Hadi Mulyadi, dan paslon nomor urut 2, Rudy Mas'ud-Seno Aji, terlibat dalam diskusi yang berpusat pada isu penting, yakni stunting di Kaltim.
Debat yang digelar pada Rabu (23/10/2024) ini berlangsung dengan topik kesehatan anak menjadi salah satu sorotan utama, khususnya dalam sesi tanya jawab antar kedua paslon.
Pasangan calon nomor urut 2, Rudy-Seno, mendapatkan giliran pertama untuk mengajukan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 1.
Seno aji, dalam pertanyaannya, menyoroti kasus stunting yang masih tinggi di Kaltim.
“Kepada Pak Hadi Mulyadi, Kaltim ini merupakan salah satu provinsi dengan anggaran terbesar di Kalimantan, namun kasus stunting kita masih sangat tinggi. Menurut Bapak, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Seno Aji.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Hadi Mulyadi yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Kaltim memberikan penjelasan terkait data stunting.
Ia menyatakan bahwa, selama ia menjabat, penanganan stunting sudah menunjukkan penurunan yang signifikan.
"Terima kasih atas pertanyaannya. Ketika saya menjadi Wakil Gubernur, saya juga menjadi salah satu anggota Satgas Stunting, jadi saya ingat betul angka-angkanya" ujar Hadi
"Memang pada tahun 2022 angka stunting Kalimantan Timur di atas rata-rata nasional, yaitu 23,9 persen. Namun, pada 2023 angka tersebut menurun menjadi 22,9 persen", ujar Hadi kemudian.
"Pada Desember 2023, turun lagi menjadi 18,3 persen, dan pada Juli 2024 kita berhasil menurunkannya menjadi 14,5 persen, yang sudah di bawah standar nasional,” jelasnya.
Namun, paslon Seno Aji tidak puas dengan jawaban tersebut.
Dalam tanggapannya, ia menyoroti perbedaan antara prevalensi dan kasus stunting, yang menurutnya tidak dijelaskan dengan cukup jelas oleh Hadi Mulyadi.
"Baik, terima kasih Pak Hadi. Tapi yang saya tanyakan adalah kasus stunting, bukan prevalensi", tanggapnya
"Mungkin ada perbedaan pemahaman di sini", tanggapnya kemudian
"Kasus stunting itu berdasarkan data dari Kemendagri, sedangkan prevalensi dari Kemenkes. Jadi, kami ingin menanyakan kasus, yang menurut data masih di atas rata-rata nasional," lanjut Seno Aji.
Seno Aji juga memaparkan bahwa angka kasus stunting di Kaltim saat ini berada di angka 10,2 persen, sedangkan rata-rata nasional berada di 7,1 persen.
"Anggaran kita besar, dan harapannya, masalah stunting ini bisa diatasi secepat mungkin", ucapnya
"Ini adalah tentang masa depan anak-anak Kaltim. Kita ingin mereka tumbuh sehat dan cerdas," tutupnya. (wan)