ARUSBAWAH.CO - Peranan masyarakat desa dalam memajukan potensi wisata di daerahnya terjadi di Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim).
Di sana, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), masyarakat desa menjadi motor penggerak hadir dan berlangsungnya wisata glamping di Pantai Marang, Kaliorang, Kutim.
Kepada Arusbawah.co, Direktur BUMDes Bumi Etam Sejahtera, Muhammad Ali AR, pihak yang bertanggung jawab keseluruhan atas pengelolaan wisata glamping di Pantai Marang, ceritakan soal apa saja fasilitas yang ada di spot wisata itu.
"Keseluruhan manajemen dikelola BUMDes. Dilibatkan pula oleh Karang Taruna dan juga Pokdarwis. Di sini glamping sudah berlangsung sekitar 1 tahun," kata Muhammad Ali AR.
Di sana, total ada 10 unit glamping.
"Terbagi atas dua tipe, 5 unit tipe Safari dan 5 unit tipe Keong. Semuanya tenda, alasnya kayu," jelas Ali.
Beda dua tipe itu terletak pada bentuk dan luasan. Sementara untuk perabotan di dalamnya, adalah sama.
"Yang lebih luas itu tipe keong," katanya lagi.
Wisata glamping di Pantai Marang itu bisa dinikmati 24 jam bagi pengunjung.
Tarifnya mulai dari Rp 350 ribu, pengunjung sudah bisa mendapatkan fasilitas menginap di glamping, serta dua botol mineral dan oleh-oleh khas Kaliorang Kutim.
Tak perlu khawatir, karena listrik PLN sudah masuk di lokasi ini.
"Jadi aman penerangan. Bagus," katanya.
Adapun untuk fasilitas di dalam tenda glamping itu, adalah berupa dua beds, kipas angin, gantungan baju, dua kursi dan satu meja.
"Kami harapkan dengan adanya wisata glamping di sini, semakin memajukan ekonomi masyarakat sekitar. Karena memang di sini sudah ramai," katanya.
Adanya motor penggerak dari BUMDes untuk wisata di Pantai Marang, Kaliorang ini juga direspon positif oleh Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto.
Pihaknya memang memberikan harapan agar BUMDes mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa, termasuk pula untuk ekonomi dari sektor kepariwisataan.
Untuk itu, ia harap bisa melibatkan banyak pihak dalam mendampingi pihak-pihak desa dalam mengembangkan daerahnya masing-masing.
“Sinergi menjadi pilar utama dalam mendukung pengembangan ekonomi perdesaan yang berkelanjutan,” kata Puguh Harjanto. (adv)