ARUSBAWAH.CO – Aksi sindiran terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Samarinda muncul di media sosial Instagram bertuliskan “Katanya Oposisi, Nyatanya Nggak Ada Mobilisasi, Cemen Sih..!”
Poster itu dibentangkan tepat di depan Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Samarinda, yang berada di Jalan Mayor Jendral Sutoyo.
Poster tersebut kemudian diunggah oleh akun Instagram milik @anaksamarinda.id pada 20 Maret 2025 lalu.
Di slide berikutnya dalam unggahan yang sama, tertulis sindiran lanjutan berbunyi, “Katanya Partai Pejuang Reformasi Kok Gak Ada Aksi Sih.”
Tulisan itu dinilai menjadi kritikan oleh aksi mahasiswa terhadap partai oposisi yang dinilai abai terhadap isu-isu penting yang sedang digugat oleh masyarakat, termasuk RUU TNI yang tengah menuai penolakan keras.
Saat dimintai tanggapan oleh redaksi Arusbawah.co, Wakil Ketua DPRD kaltim yang juga sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis menanggapi aksi tersebut dengan santai.
“Ya, namanya kan masyarakat ya, boleh mengeluarkan pendapatnya silahkan. Kami dari PDI Perjuangan hanya berusaha terus bekerja dan berupaya yang terbaik untuk masyarakat,” ujarnya saat ditemui pada, Rabu (9/4/2025).
Saat ditanya kembali soal anggapan bahwa PDIP tidak lagi oposisi dan bahkan terkesan menjauh dari kepentingan rakyat, Ananda menampik hal tersebut.
“Kita terus berusaha untuk dekat, terus berusaha mengedepankan kepentingan masyarakat dan membumikan apa yang diperlukan oleh bangsa ini.” jawab Ananda.
Ia juga menyebut poster sindiran itu sebagai pengingat.
“Ya, kita harus sama-sama saling mengingatkan, saling menguatkan bahwa itu bentuk aspirasi masyarakat,” tambahnya.
Wartawan Arusbawah.co juga menyinggung penilaian masyarakat bahwa PDIP kini seolah sudah masuk ke dalam pemerintahan karena sikapnya yang lunak terhadap kebijakan pemerintah.
Apalagi masyarakat Indonesia baru saja dibuat kaget adanya pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto yang berlangsung di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4/2025) malam.
Pertemuan itu langsung memunculkan berbagai spekulasi di tengah publik bahwa PDIP akan bergabung dalam pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo.
Banyak pihak menilai, langkah itu menandakan berakhirnya peran PDIP sebagai partai oposisi yang selama ini digadang-gadang akan menjadi penyeimbang di luar kekuasaan.
Menanggapi hal itu, Ananda menjelaskan bahwa posisi PDI Perjuangan tetap berada di jalur konsisten.
“Sebetulnya arahannya Ibu Ketua Umum sudah cukup jelas bahwa program yang baik kita dukung, program yang belum baik kita kritisi,” tandasnya.
