ARUSBAWAH.CO - Penghargaan didapatkan Pemkan Kutai Timur (Kutim) dalam upaya penurunan prevalensi stunting.
Diberikan oleh pihak Pemprov Kaltim dalam agenda Dialog Membangun Komitmen Bersama di Samarinda pada pertengahan November 2024 lalu.
Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas komitmen daerah dalam mendukung program nasional, termasuk percepatan penurunan angka stunting yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni menyatakan bahwa angka stunting di Kaltim tercatat sebesar 22,9 persen pada tahun 2023, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Angka tersebut menunjukkan penurunan sebesar satu persen dari tahun 2022, yang sebelumnya mencapai 23,9 persen.
“Bahkan kalau kita melihat dari data e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Kaltim berhasil menekan angka stunting hingga 18,3 persen per Desember 2023 dan 14,5 persen per Juni 2024,” kata Sri Wahyuni.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi sampaikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk penurunan prevalensi angka stunting di Kutim.
Bahkan, ditarget pada 2026, angka stunting di Kutim harus sudah lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen.
"Untuk itu, perlu dilakukan kolaborasi lintas sektor. Dari DPPKB, Dinas Kesehatan dan pihak-pihak lainnya," jelasnya. (adv)