Arus Daerah

NASA Ungkap Gambar "Before and After" Pembangunan IKN, Hutan Kalimantan Tampak Menyusut

Jumat, 31 Januari 2025 7:13

Kolase Foto Perbandingan Hutan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2022 dan 2024/Foto: arusbawah.co

ARUSBAWAH.CO - National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini menarik perhatian publik dengan menyoroti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui citra satelit, sembari mengungkapkan keprihatinan ilmuwan mengenai penurunan luas hutan dan ancaman terhadap ekosistem satwa liar di wilayah tersebut.

Melalui platform Earth Observatory, NASA memperlihatkan foto "Before and After" yang menggambarkan transformasi kawasan Kalimantan seiring pembangunan IKN.

Foto interaktif tersebut menunjukkan perubahan signifikan pada hutan, dengan citra (gambar) pertama diambil pada 26 April 2022, dan yang kedua pada 19 Februari 2024.

Gambar pertama menampilkan hamparan hutan yang luas, terutama di sekitar aliran sungai, sementara foto kedua menunjukkan pesatnya aktivitas pembangunan yang menyebabkan berkurangnya area hijau secara drastis, dengan warna hijau yang menggambarkan vegetasi hutan.

Foto IKN dari satelit NASA pada 26 April 2022 (Foto: Earth Observatory NASA)

Gambar-gambar tersebut diambil menggunakan instrumen OLI-2 (Operational Land Imager-2) yang terpasang pada satelit Landsat 9, serta OLI di Landsat 8.

Operational Land Imager (OLI) sendiri adalah perangkat penginderaan jauh yang digunakan oleh NASA untuk memantau perubahan yang terjadi di permukaan bumi.

Gambar yang diambil oleh OLI mampu menangkap lanskap Bumi dengan resolusi cukup tinggi, memungkinkan kita untuk membedakan berbagai fitur, seperti area perkotaan, lahan pertanian, hingga hutan.

NASA juga menyoroti masalah serius di Jakarta, yaitu penurunan permukaan tanah yang mencapai 15 sentimeter (6 inci) per tahun, yang akhirnya mendorong keputusan untuk memindahkan ibu kota.

Foto IKN dari satelit NASA pada 19 Februari 2024 (Foto: Earth Observatory NASA)

Namun, lembaga antariksa tersebut juga membagikan tautan artikel yang mengangkat kekhawatiran ilmuwan mengenai kondisi hutan dan perairan di Kalimantan yang menjadi rumah bagi berbagai satwa liar.

“Rencana proyek menetapkan bahwa ini akan menjadi kota metropolitan yang ‘hijau dan dapat dilalui dengan berjalan kaki’, didukung dengan energi terbarukan, dengan 75 persen kota masih berupa hutan. Namun beberapa ilmuwan dan peneliti khawatir perubahan penggunaan lahan ini dapat membahayakan hutan dan satwa liar di wilayah tersebut. Hamparan daratan dan perairan pantai yang sedang dikembangkan kaya akan keanekaragaman hayati dan rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan lumba-lumba Irrawaddy,” tulis NASA melalui laman resminya.

Dalam artikel yang dibagikan oleh organisasi lingkungan nirlaba, dibahas bahwa pembangunan ibu kota baru, Nusantara, akan mencakup upaya pelestarian sebagian besar hutan bakau yang ada.

Namun, analisis zonasi menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan tersebut kemungkinan besar tidak akan mendapat perlindungan dari dampak pembangunan.

Para peneliti dan aktivis menilai bahwa strategi pemerintah Indonesia dalam mengurangi dampak pembangunan ibu kota baru di Kalimantan terhadap lingkungan laut masih jauh dari memadai.

Ilmuwan juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap pembangunan di Teluk Balikpapan, yang dinilai belum mempertimbangkan langkah mitigasi yang memadai untuk kawasan hilir.

Teluk Balikpapan, yang berada kurang dari 100 kilometer dari Sungai Mahakam, adalah rumah bagi berbagai spesies hayati yang kaya.

Hutan bakau di teluk ini menjadi tempat hidup bagi 1.400 bekantan, spesies endemik Kalimantan, serta lumba-lumba Irawaddy (Orcaella brevirostris) yang kini terancam punah.

Para peneliti khawatir bahwa pembangunan kota dan sektor industri, ditambah dengan potensi tumpahan minyak, dapat merusak keseimbangan ekosistem di teluk tersebut. (cin)

Tag

MORE