ARUSBAWAH.CO - Adanya peristiwa yang terjadi di SMA N 3 Samarinda yang beberapa siswanya harus dibawa ke rumah sakit usai terdampak ledakan balon turut direspon Pengamat Pendidikan Universitas Mulawarman Prof. Dr. Susilo, M.Pd.
Diketahui, beberapa siswa SMA N 3 Samarinda dibawa ke rumah sakit akibat ledakan balon di halaman parkir Fakultas Hukum, Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Samarinda pada Rabu (15/8/2024) lalu.
Saat itu, mereka dalam prosesi penerbangan balon sebagai rangkaian HUT ke 43 SMA Negeri 3 Samarinda.
Berlanjut, dari penjelasan Prof. Susilo, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul), lebih dahulu menjelaskan soal dalam konteks pendidikan saat ini, metode learning by doing atau pembelajaran dengan praktik langsung menjadi sangat penting.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan di sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar ruangan, merupakan bagian dari upaya untuk mengintegrasikan pembelajaran langsung yang berfokus pada pengalaman nyata.
"Kalau ada acara di sekolah seperti outbound atau kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran bidang studi atau karakter, itu sah-sah saja dan tidak ada masalah. Hal ini adalah bagian dari kreativitas sekolah agar siswa tidak hanya duduk di bangku saja," ujar Prof. Susilo sapaan akrabnya, saat diwawancarai via WhatsApp, Jumat (16/8/2024) malam.
Ia juga menekankan bahwa pendekatan pembelajaran di zaman sekarang harus melibatkan siswa dalam kegiatan yang membuat mereka merasa seolah-olah tidak sedang belajar, tetapi tetap dalam kerangka pendidikan modern.
Hal ini, menurutnya, penting agar siswa tidak menjadi pasif dan dapat mengembangkan kemandirian serta keterampilan praktis.
Namun demikian, Prof. Susilo juga mengingatkan agar pihak sekolah dan guru tetap bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan-kegiatan tersebut.
"Sekolah dan guru harus benar-benar mengamankan kegiatan ekstra seperti ini, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pembinaan dari guru sangat diperlukan agar kegiatan tersebut tetap terkendali," tegasnya.
Kemudian, dalam kaitannya dengan pembiayaan kegiatan sekolah, ia menambahkan bahwa biaya yang dikeluarkan tidak boleh memberatkan orang tua dan tidak boleh ada pungutan liar yang tidak sesuai dengan semangat pembelajaran.
Kegiatan yang bersifat kreativitas siswa dianggap sah-sah saja, namun perlu ada pengawasan ketat untuk memastikan keamanan dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran berjalan dengan baik.
"Dalam kegiatan seperti ini, kemandirian siswa memang penting, tetapi tetap harus ada kontrol dari pihak sekolah. Ini merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh komponen sekolah," tutupnya. (ale)