ARUSBAWAH.CO - Data soal update stunting disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim), Achmad Junaidi saat dirinya hadir dalam agenda Bimbingan Teknis “Penguatan Pendampingan Keluarga Risiko Stunting Lokasi Khusus” yang dilaksanakan di Samarinda.
Achmad Junaidi mencatat, untuk keluarga berisiko stunting masih ada tersebar di beberapa kecamatan di Kutim.
“Data terakhir pada bulan September 2024 mencatatkan terdapat 12.362 keluarga berisiko stunting di Kutim," jelasnya.
Ia pun merincikan soal sample per kecamatan, khususnya kecamatan dimana peserta Bimtek dihadirkan.
"Jumlah keluarga berisiko stunting di Kecamatan Sangkulirang adalah 1.245 dari 3.270 keluarga sasaran, di Kecamatan Sandaran 575 keluarga dari 1.410 keluarga sasaran dan di Kecamatan Batu Ampar 282 keluarga dari 925 keluarga sasaran,” ungkapnya.
Ketiga kecamatan tersebut tercatat memiliki angka tertinggi dari keseluruhan 12.362 keluarga berisiko stunting di Kabupaten Kutim.
Oleh karena itu, Achmad Junaidi berharap lokasi khusus ini bisa menjadi fokus perhatian dalam upaya pengurangan angka stunting, dengan penerapan pendampingan yang lebih optimal.
Ia menyoroti soal peran dari tenaga Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Kader/TPK.
“Peran PKB dan Kader/TPK sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan penurunan angka stunting sangat penting. Mereka harus dapat memberikan penyuluhan, pendampingan, serta meningkatkan koordinasi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di lapangan,” tambahnya.
Dia minta usai gelaran Bimtek ini, ketiga kecamatan ini, bisa fokus dalam upaya pemberdayaan kinerja untuk memerangi stunting di wilayah masing-masing. (adv)