ARUSBAWAH.CO - Tak berfungsinya traffic light di simpang 3 Jalan DI Panjaitan dan Jalan PM Noor Samarinda direspon pihak Dinas Perhubungan Kota Tepian.
Tim redaksi Arusbawah.co lakukan konfirmasi kepada dua orang yang menjabat di Dinas Perhubungan Samarinda.
Dari konfirmasi yang dilakukan tim redaksi itu, muncul alasan tak difungsikannya traffic light di kawasan itu.
Yakni, antrian kendaraan yang panjang dan sempitnya jalan membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda memutuskan untuk menonaktifkan traffic light tersebut.
“Kapasitas simpang yang kecil terutama pada lengan simpang Jalan PM Noor menuju Jalan Panjaitan dengan volume kendaraan yang besar, di simpang itu hanya dapat antri satu lajur maka berakibat antrian panjang dan memerlukan waktu lampu hijau yang lama,” ucap Budi Asrian Kepala Seksi Lalu Lintas Dishub Kota Samarinda, dikonfirmasi Sabtu (31/8/2024) via sambungan WhatsApp.
Dia juga menambahkan bahwa sempitnya jalan dari jalur Jembatan PM Noor menuju simpang terlalu kecil mengakibatkan tumpukan antrian kendaraan yang panjang.
Dengan demikian, dengan diadakannya traffic light, justru dinilai Dishub Samarinda akan menambah kemacetan di kawasan itu.
“Posisi simpang lima dengan penyediaan jalan yang sempit dari jembatan Jalan PM Noor menuju simpang menjadi kecil (lebar yg terbatas), mengakibatkan waktu lama saat terjadi antrian atau kemacetan kendaraan di simpang itu,” ucap Budi Asrian.
Lebih lanjut dijelaskan Budi Asrian, bahwa pernah dilakukan pengaktifan lampu merah tersebut.
Namun yang terjadi adanya pelanggaran di lengan simpang pada Jalan Gunung Lingai dan Gang. H. Dundup yang mengabaikan traffic hingga berdampak kesemerawutan.
“Karena saat traffic light dinyalakan dari arah Gunung Lingai dan Gang H. Dundup ini tidak ada rambu, maka terjadi antrian panjang dan ketidak jelasan kemana arah mereka tuju,”ucap Budi Asrian.
“Kendaraan yang ingin mengambil jalan lurus atau arah yang berbeda dengan memaksa menerobos mengakibatkan kekacauan alur lalu lintas padahal padahal rekayasa lajur belok itu sudah disediakan,”tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu juga beri respon.
Selain masalah teknis yang terjadi di lapangan dia juga mengungkapkan kelalaian dan tidak ada kesadaran untuk menuruti aturan dalam berkendara saat menggunakan jalan berlalu lintas.
“Jadi upaya kami mematikan traffic light dan membuat jalur rekayasa tersebut, selain untuk diikuti juga agar menghindari kemacetan panjang dan meminimalisir kecelakaan,” ucap Hotmarulitua Manalu.
“Namun kami juga menyayangkan perilaku para pengendara yang melintas tidak patuh mengikuti aturan, mengambil arah yang berlawanan juga berpengaruh timbulnya kesemerawutan jadi kembali ke human error ,” ucapnya.
Meski telah menonaktifkan traffic light di kawasan itu, disampaikan Hotmarulitua Manalu, pihaknya juga menerima masukan atau permintaan, jika memang di kawasan tersebut dibutuhkan adanya kehadiran traffic light.
“Kami juga disini selalu menerima saran serta permintaan untuk menambah atau perbaikan, akan kami tampung untuk ditindak lanjutkan kedepannya,”ucapnya.
Sebelumnya, Purwadi Purwoharsojo, Dosen Fakultas Ekonomi (Fekon) dari Universitas Mulawarman (Unmul) yang juga sering memberikan pendapat soal tata kota serta persoalan ekonomi kritisi tak fungsinya traffic light di simpang 3 tersebut.
Ia bahkan menyebut tak berfungsinya traffic light di sana, hampir bertahun-tahun, tepatnya sejak era wali kota Samarinda sebelumnya.
“Sudah lama sekali dari era wali kota sebelumnya, harusnya sudah beres,” ucap Purwadi Porwoharsojo.
Keadaan ini, disebutnya melunturkan ikon Samarinda yang sedang bergerak menuju smart city.
“Katanya Smart City, yang begitu aja belum klir. Kalau smart city, berarti bebas dari kemacetan yang semerawut, ” tambahnya.
Purwadi juga mengeluhkan tugas Dinas Perhubungan terhadap kinerja serta perlunya perawatan rutin.
“Mestinya Dishub di cek ulang kinerjanya, begitu saja belum tuntas dari dulu,” ucap Purwadi.
“Seharusnya mereka mempunyai schedule berkala untuk perawatan traffic light di seluruh Kota Samarinda, kan ada biaya perawatannya itu,” ucapnya. (dil)