ARUSBAWAH.CO - Diterimanya Surat Keputusan (SK) Rekomendasi sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk Isran Noor - Hadi Mulyadi dari DPP Partai Demokrat, membuat kondisi politik di Bumi Etam kian dinamis.
Dalam artian, ada banyak hal yang akan terjadi, termasuk soal potensi kotak kosong yang akan tergerus.
Selain itu, juga bisa menimbulkan opsi partai-partai koalisi pendukung Rudy Mas'ud - Seno Aji, notabene merupakan lawan Isran - Hadi, untuk berpaling memihak petahana.
Demikian disampaikan Pengamat Politik Universitas Mulawarman, Budiman Choisiah, dalam wawancara bersama Arusbawah.co via sambungan telepon pada Jumat (9/8/2024).
Dia awali, bahwa dengan masuknya Demokrat sebagai pendukung Isran - Hadi, maka otomatis dua kursi sudah didapat pasangan petahanan.
Menyisakan satu partai lagi, PDIP dengan 9 kursi untuk melengkapi syarat pencalonan maju di Pilgub Kaltim.
"Tinggal PDIP," ujarnya.
Dilanjutkan Budiman, bahwa sebelum pendaftaran pasangan calon oleh partai politik ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 Agustus 2024 mendatang, segala hal bisa terjadi.
Termasuk, berpalingnya partai politik di koalisi Rudy Mas'ud - Seno Aji dan bergabung ke koalisi Isran Noor - Hadi Mulyadi.
"Begini, sebelum pendaftaran, sebelum ibarat kata orang bilang janur kuning melengkung, bisa ada perubahan. Politik di Indonesia sangat-sangat dinamis," ucapnya.
"Ketika misalnya di Balikpapan, bagaimana PKB dan partai lain akan mengusung sendiri, ternyata yang konsisten kan cuma Nasdem. Kemudian bagaimana misalnya PAN di Kukar, ternyata di saat akhir ternyata mengalihkan dukungan dari Awang Yakub ke Edi (Damansyah)," ucapnya.
Diketahui, sejauh ini, koalisi Rudy Mas'ud - Seno Aji diisi beberapa partain politik.
Yakni Golkar, Gerindra, PKB, PAN, PKS, Nasdem dan PPP.
Sementara Isran Noor - Hadi Mulyadi, baru mengantongi rekomendasi dari Partai Demokrat.
Kini, menyisakan PDIP yang masih belum diketahui, arah koalisinya dalam Pilgub Kaltim 2024. (pra)