ARUSBAWAH.CO - Belakangan ini warga kembali dihebohkan dengan dugaan kecurangan pada produk minyak goreng bersubsidi Minyakita.
Sebuah video viral di TikTok memperlihatkan kemasan 1 liter yang ternyata hanya berisi 750 mililiter.
Unggahan tersebut berasal dari akun @miepejuang dan sudah ditonton lebih dari 1,5 juta kali.
Dalam video itu, pemilik akun mengungkapkan kekesalannya setelah membeli Minyakita dengan harga normal 1 liter, tetapi saat dituang, volumenya jauh lebih sedikit.
“Hati-hati ya, saya salah satu korban beli Minyakita bertuliskan 1 liter, tapi pas dituang cuma 750 ml,” tulisnya dalam video yang beredar luas.
Menanggapi isu itu, Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Sani bin Husein, langsung bergerak cepat dengan melakukan inspeksi ke beberapa toko di Samarinda.
Ia mengunjungi tiga toko berbeda untuk memastikan apakah ada kasus serupa terjadi di kota ini.
Setelah membeli beberapa kemasan Minyakita, Sani segera melakukan pengukuran untuk memastikan volumenya.
“Nah, ini kan pas ya 1000 ml, berarti kita coba yang dijual dalam bentuk botolan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya pada, Kamis (13/03/2025).
Namun, setelah berkeliling, minyak dalam kemasan botol tak kunjung ditemukan.
Ia pun mengaku kebingungan karena sulitnya mendapatkan produk tersebut dalam bentuk non-pouch.
Selain itu, hasil pantauan Sani juga menemukan harga Minyakita di Samarinda melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Harga jual di pasar berkisar antara Rp19.000 hingga Rp22.000 per liter, lebih tinggi dari yang seharusnya hanya Rp15.700 sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1028 Tahun 2022.
“Rata-rata harga tembus Rp20.000 per liter. Saya tidak tahu apakah ini karena biaya distribusi atau faktor lain, tapi yang jelas aturan pemerintah sudah ada,” tegasnya.
Ia pun mendesak pemerintah Kota Samarinda segera turun tangan untuk mengendalikan harga, agar masyarakat tidak semakin terbebani.
Menurutnya, kenaikan harga ini bisa berdampak luas, terutama saat bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri yang biasanya membuat permintaan minyak goreng melonjak.
Selain harga, Sani juga menyoroti dugaan pengurangan volume dalam kemasan Minyakita yang tengah viral di media sosial.
Meski belum menemukan kasus serupa di Samarinda, ia menegaskan bahwa laporan dari daerah lain tidak bisa diabaikan begitu saja.
“Kalau laporan dari luar daerah benar, ini jelas merugikan masyarakat. Minyakita itu program subsidi pemerintah, tidak boleh ada permainan di dalamnya,” katanya.
Demi memastikan kejelasan kasus ini, ia meminta Dinas Perindustrian dan Koperasi Kota Samarinda segera melakukan inspeksi pasar dan sidak ke distributor minyak goreng.
Menurutnya, langkah cepat diperlukan agar isu ini tidak semakin liar di tengah masyarakat.
“Jangan sampai masyarakat dirugikan, baik dari sisi harga maupun volume. Ini menyangkut kepentingan banyak orang,” pungkasnya