ARUSBAWAH.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Samarinda Utara yang mencakup tujuh sekolah dengan total 1.429 siswa penerima, hingga saat ini diperkirakan telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 255 juta.
Anggaran tersebut dikelola langsung Badan Gizi Nasional (BGN) yang ditransfer ke mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Berdasarkan perhitungan dan liputan lapangan redaksi Arusbawah.co, program MBG di Samarinda mengalokasikan Rp15.000 per porsi makanan per siswa.
Dengan jumlah 1.429 siswa, anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp. 21,435 juta per hari.
Program ini berjalan enam hari dalam seminggu mengikuti hari aktif, sehingga dalam satu minggu diperkirakan total anggaran yang digunakan mencapai Rp. 128,61 juta.
Jika dihitung dalam satu bulan dengan 26 hari aktif, anggaran yang diperlukan perkiraan menembus angka Rp. 643,05 juta per bulan.
Pada tahap pertama, program MBG telah lebih dulu diterapkan di SDN 004 Samarinda Utara sejak 20 Januari lalu.
Dengan total 510 siswa penerima, anggaran harian yang dikucurkan mencapai Rp. 7,65 juta.
Jika dihitung dalam satu bulan, total anggaran yang sudah terserap di sekolah SDN 004 itu diperkirakan berkisar Rp. 200 juta.
Perhitungan ini baru untuk satu sekolah.
Tahap kedua program MBG yang mulai berjalan sejak 17 Februari 2025 mencakup enam sekolah tambahan, yakni SMP Islam Al Hafizh, TK Islam Bunayya, TK Salsabila, Ponpes Daarul Falaah, SMKN 16, dan MTs Al Ghazali.
Enam sekolah ini memiliki total 919 siswa penerima mulai dari TK,SD,SMP dan SMK.
Tepat empat hari pelaksanaan, program ini sudah menelan anggaran sekitar Rp. 55 juta dengan perkiraan rincian Rp. 13,785 juta per hari.
Jika digabungkan, total anggaran yang telah terserap untuk tujuh sekolah di Kecamatan Samarinda Utara dalam program MBG hingga hari ini mencapai Rp 255 juta.
Anggaran ini dihitung dari kebutuhan per porsi makanan harian masing-masing sekolah dan jumlah siswa yang menerima manfaat dari program MBG.
Wakil Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Samarinda, Muhammad Sirajul Amin, menjelaskan bahwa besaran anggaran Rp. 15.000 per porsi sudah mempertimbangkan indeks kemahalan di Samarinda.
"Kita mengikuti indeks kemahalan. Jadi untuk Samarinda, memang sudah ada indeks kemahalannya segitu. Kita menyesuaikan ketentuan itu," ujar Sirajul.
Lebih lanjut, Sirajul memaparkan bahwa dari Rp. 15.000 per porsi, sekitar Rp. 4.000 dialokasikan untuk gaji karyawan, biaya operasional dapur seperti listrik, air, dan gas.
Sementara Rp. 11.000 digunakan untuk bahan pangan dalam setiap satu porsi makanan.
"Harga Rp. 11.000 itu baru bahan baku, belum termasuk operasional seperti biaya antar makanan, listrik, air, bahan bakar. Dengan biaya operasional, mungkin sekitar Rp. 15.000 per porsi," tambahnya.
Ketika ditanya mengenai mekanisme pencairan anggaran dari BGN ke rekening mitra SPPG, apakah dilakukan per hari, per minggu, atau per bulan, Sirajul mengaku belum bisa memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
"Untuk pertanyaan ini saya belum bisa jawab ya," ucapnya.
Namun, ia memastikan bahwa sudah ada pembayaran dari BGN ke mitra SPPG di Samarinda.
"Tapi sudah ada pembayaran dari BGN ke Mitra di Samarinda," tambah Sirajul.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk menambah anggaran program makan siang bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 100 triliun.
Dengan tambahan ini, total anggaran MBG tahun ini menjadi Rp 171 triliun.
Pemerintah akan menggunakan dana itu dari hasil efisiensi anggaran untuk mendukung keberlanjutan program MBG.
Dana tersebut dikelola melalui Badan Gizi Nasional dan langsung ditransfer ke rekening Mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di daerah-daerah.
