ARUSBAWAH.CO - Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menanggapi kelangkaan gas elpiji 3 kg yang dikeluhkan masyarakat.
Ia menyayangkan situasi ini, mengingat Kalimantan Timur merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam.
“Kalimantan Timur ini kaya akan gas, batu bara, dan minyak. Seharusnya, kita tidak mengalami kesulitan mendapatkan gas elpiji,” ujar Deni.
Menurutnya, gas elpiji 3 kg merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia dan mudah diakses oleh masyarakat.
Oleh karena itu, ia mendesak Pemerintah Kota Samarinda untuk segera mengambil langkah nyata guna mengatasi ketimpangan harga yang terjadi di lapangan.
Deni menyoroti perbedaan harga yang cukup mencolok antara harga eceran tertinggi (HET) dengan harga yang berlaku di masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa meskipun HET elpiji 3 kg seharusnya Rp18 ribu, banyak warga terpaksa membeli dengan harga mencapai Rp50 ribu.
"Ini masalah mendasar yang berdampak langsung pada masyarakat. Tidak hanya di pengecer, bahkan di pangkalan resmi pun harga sudah jauh di atas HET," tegasnya.
Sebagai langkah tindak lanjut, Deni meminta pemerintah untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) guna mencari tahu penyebab utama permasalahan distribusi gas elpiji.
“Kami tidak ingin masyarakat kecil yang seharusnya mendapat subsidi justru kesulitan memperoleh gas,” imbuhnya.
Selain itu, Komisi III DPRD Samarinda berencana mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan pihak Pertamina untuk menggelar rapat dengar pendapat dalam waktu dekat.
Langkah ini diharapkan dapat menemukan solusi yang efektif untuk menstabilkan distribusi dan harga gas elpiji bersubsidi di Kota Samarinda. (adv)