ARUSBAWAH.CO - Kalangan DPRD Kaltim turut merespon adanya pengurangan angka beasiswa Kaltim pada tahun ini.
Salah satunya, adalah dari Fuad Fakhruddin.
Ia sampaikan pengurangan alokasi dana untuk BKT berdampak besar pada masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada program ini untuk mengakses pendidikan.
Penurunan angka beasiswa ini, menurutnya, menurunkan potensi anak-anak muda di Kaltim yang ingin memajukan daerahnya.
"Pendidikan adalah fondasi utama untuk menciptakan SDM unggul. Jika anggarannya terus dikurangi, kita berisiko kehilangan potensi generasi muda untuk memajukan Kaltim," tegas Fuad.
Pada 2024, anggaran BKT dalam APBD murni hanya Rp200 miliar—turun 60 persen dari alokasi tahun sebelumnya. Meski tambahan Rp20 miliar disisipkan dalam APBD Perubahan, total anggaran Rp220 miliar tetap jauh dari kebutuhan ideal.
Fuad pun sampaikan bahwa pendidikan tetap harus jadi prioritas.
“Kita membutuhkan SDM berkualitas untuk menggerakkan pembangunan, terutama menghadapi tantangan besar seperti keberlanjutan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pendidikan harus menjadi prioritas,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pada 2023 lalu, anggaran Beasiswa Kaltim ada di angka Rp 500 Miliar.
Angka ini bersumber dari dua pos mata anggaran yakni Rp 375 Miliar dari APBD Murni Kaltim 2023, serta Rp 125 Miliar dari APBD Perubahan Kaltim 2023.
Sementara untuk tahun 2024 ini, angka totalnya hanya Rp 220 Miliar.
Terinci, dari pos APBD Murni Kaltim 2024 senilai Rp 200 Miliar dan di APBD Perubahan Rp 20 Miliar. (adv)