ARUSBAWAH.CO - Megahnya proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) jelang hari-hari digelarnya HUT ke-79 RI, dinilai berbanding 180 derajat dengan kondisi satu daerah di Kaltim, Mahakam Ulu.
Hal itu disuarakan oleh Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi Purwoharsojo.
Padahal, jika dilihat ke belakang, Kabupaten Mahakam Ulu telah ditetapkan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) oleh DPR RI sejak 2012 lalu.
Namun, hal itu tak lantas membuat pergerakan pembangunan di kabupaten termuda di Kaltim itu berjalan masif.
Purwadi menilai, Mahulu masih sangat tertinggal dibandingkan wilayah lain di Kaltim dari segi pembangunan infrastruktur dan penyediaan fasilitas.
"Terutama dari segi infrastruktur jalan dan ketersediaan jaringan telekomunikasi yang hingga kini masih sangat tertinggal dari wilayah lain di Kaltim," tegas Purwadi.
Ia pun nilai bahwa semestinya, apa yang terjadi di IKN, bisa juga dilakukan di Mahakam Ulu, jika para elite di pemerintahan eksekutif dan legislatif saling fokus untuk menata pembangunan di sana.
"Bukan justru menganaktirikan dan menutup mata melihat ketertinggalan pembangunan yang ada," bebernya.
Kondisi yang paling gamblang dan jelas, adalah dilihat dari segi infrastruktur jalan. Bahkan, bisa dilihat dari akses menuju ke Mahakam Ulu.
Dinilainya, itu menandakan status DOB, sama sekali tak memiliki dampak pada warga sekitar.
"Mau lewat darat, kondisi jalan juga sangat buruk, belum lagi ban pecah di jalan. Ini kan anak tiri gitu loh. Seperti diberi status, tapi tidak diberi vitamin, tidak diperhatikan," kritiknya.
Kontrasnya IKN dan Mahakam Ulu ini yang dinilai tak menjadi perhatian oleh kalangan elit.
"Ada proyek megah IKN. Tapi justru tidak memperdulikan ketertinggalan pembangunan di kabupaten kota se-Kaltim, terutama di Mahulu yang merupakan wilayah perbatasan," ucapnya.
"Kalau perlu saat presiden ke IKN, mampirlah ke Mahulu. Mahulu ini kan pintu gerbangnya Kaltim yang harus dijaga. Tapi justru internet, air bersih dan listriknya masih sangat sulit. Belum lagi persoalan lainnya," ungkapnya.
Ia tambahkan, sekaligus juga memberi saran agar pemangku kepetingan di Kaltim, bisa membuka mata akan apa yang terjadi di Mahakam Ulu.
"Kalau perlu gubernur tidur di sana (Mahulu) sebulan dulu. Susuri ujung ke ujungnya. Jadi jangan hanya laporan di atas kertas saja yang bagus. Tapi ke sana naik pesawat, ke sana naik helikopter, enggak pernah jalan darat, sama juga bohong," tegasnya. (pra)