ARUSBAWAH.CO - Wali Kota Samarinda Andi Harun sudah mendengar perihal adanya sorotan pada dunia pendidikan di Kota Tepian, khususnya perihal jual beli buku serta dugaan intimidasi yang terjadi.
Diwawancara pada Selasa (20/8/2024), Andi Harun sampaikan Pemkot sudah beri atensi pada hal itu, dibuktikan dengan menugaskan tim khusus untuk menggali informasi mendalam akan hal itu.
Update terbaru, dirinya juga mengamini sudah ada pertemuan antara tim khusus dari Pemkot Samarinda dengan pihak yang mengaku sebagai korban.
Disampaikan, bahwa dirinya juga akan mengkaji persoalan ini, usai pulang dari Jakarta.
“Itu bagian cara saya untuk mendapatkan informasi, dan setelah pulang dari Jakarta akan saya kaji masalahnya,” tutur singkat Andi Harun.
Sebagai informasi, pada Minggu, (18/8) lalu tim khusus dari Wali Kota Samarinda yang diketuai oleh Ridwan Tassa, Asisten I Pemerintah Kota Samarinda menugaskan 3 anggota untuk bertemu dengan korban NWQ dan Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA).
Diketahui, korban NWD diduga diintimidasi oleh salah satu oknum di sekolah dasar (SD) yang berada di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda pada Senin (12/8) lalu.
NWD di dampingi tim TRC PPA Kaltim telah melaporkan ke Polresta Samarinda pada Selasa (13/8/2024) lalu.
Kuasa Hukum TRC PPA Kaltim, Sudirman menjelaskan, kehadiran tim khusus tersebut ingin mendapatkan informasi secara langsung dari korban NWQ dengan jelas dan lengkap bagaimana kronologi kejadian intimidasi tersebut.
“Mereka mendengar langsung kebenaran yang terjadi pada orang tua korban yang diintimidasi tersebut, tidak hanya dari informasi media saja, dan saya jelaskan juga apa yang disampaikan oleh media benar-benar fakta, karena langsung dari korban juga informasinya,” jelas lelaki yang biasa disapa Dirman pada Selasa, (20/8/2024).
“Kami ingin yang terbaik dan juga saya menyampaikan ke para tim tersebut kita lihat proses, seperti apa selanjutnya, yang jelas kami masih menunggu proses dari pihak kepolisian,” sambungnya. (ale)