Arus Publik

AMDAL Terowongan Gunung Manggah Berpolemik, Warga Justru Sumringah! Kok Bisa? 

Jumat, 21 Juni 2024 15:27

Potret Terowongan Gunung Manggah Samarinda/ Foto: Arusbawah.co

ARUSBAWAH.CO, SAMARINDA - Proyek terowongan Gunung Manggah, Samarinda berpolemik.

Terkhsusnya pada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).

Sedang dikerjakan, suara mempertanyakan kehadiran Amdal proyek terowongan Gunung Manggah itu, belakangan muncul.

Salah satunya, muncul dari Pengamat asal Universitas Mulawarman, Purwadi Purwoharjo.

Purwadi mempertanyakan soal adanya revisi Amdal dalam pembangunan proyek tersebut. Ia menekankan, bahwa perlu adanya kejelasan soal revisi.

Amdal proyek itu, diketahui direvisi, saat proyek sedang dalam pengerjaan.

"Harusnya lebih jelas revisinya apa saja. Mencakup apa saja. Jelaskan ke publik," ucapnya sebagaimana dilansir dari Tribun Kaltim.

Tak lama usai komentar muncul, respon kemudian diberikan Wali Kota Andi Harun.

Ia sampaikan bahwa revisi Amdal merupakan hal yang lumrah terjadi dalam suatu proyek besar.

"Dalam pandangan kita itu ideal. Ternyata pada saat pelaksanaan di lapangan ada yang harus kita sesuaikan,” ungkap Andi Harun.

Perihal adanya revisi, dijelaskan lantaran beberapa faktor. Pertama, penyesuaian trase terowongan sedalam 5 derajat.

Kedua, soal adanya penemuan sumber air yang tak terduga.

Adanya revisi, menurutnya, merupakan bagian dari upaya untuk menyempurnakan proyek dan meminimalisir dampak lingkungan.

“Untuk menghindari itu, ya Amdal kita revisi. Jadi sesuatu yang normal revisi itu. Seolah-olah ketidakkonsistenan. Padahal enggak, ini revisi Amdal bagian dari upaya kita untuk konsisten,” tegas Andi Harun.

Grafis terowongan Gunung Manggah Samarinda/ Grafis by Arusbawah.co

Adanya respon dari Wali Kota Andi Harun ini kemudian tim redaksi kembali konfirmasi kepada Purwadi, melalui sambungan telepon, Jumat (21/6/2024).

"Oke saja sih, saya sebenarnya proyek ini setuju-setuju saja gitu loh. Karena kan mengurai kemacetan kan," ucapnya.

Tetapi, Purwadi menyampaikan, perlunya ada penjelasan detail lagi mengapa revisi Amdal dilakukan pemerintah.

"Kan ada statement sebelumnya, menyatakan bahwa makin ke sini kok makin banyak revisinya. Nah makin banyak (revisi Amdal) ini yang harus diperjelas," ucapnya.

"Dukungan uji publik kan itu ada. Pasti DLH (Dinas Lingkungan Hidup) terlibat lah. Karena setiap AMDAL pasti ada uji publik. Jadi tak ada salahnya dijelaskan saja. Ini kan yang ngomong baru PUPR, dan Wali Kota, DLH-nya kan belum bicara," katanya.

Ia menyampaikan bahwa di era digital saat ini, semua hal bisa diakses oleh publik.

Potret Terowongan Gunung Manggah Samarinda/ Foto: Arusbawah.co

Di sisi lain, tim redaksi juga turut menyambangi lokasi proyek terowongan Gunung Manggah, untuk mendapat respon warga.

Dari sisi lingkungan, diungkapkan Dewi, warga RT 33 Kelurahan Sungai Dama yang sudah menetap sejak tahun 1998 di sekitar lokasi proyek itu, pengerjaan massif terowongan Gunung Manggah ini sudah 6 bulan terpantau dikerjakan.

Persoalan lingkungan, diungkap, warga hanya sedikit terganggu persoalan debu di sekitar lokasi.

"Kalau dari segi lingkungan, mungkin debu ya," katanya.

"Tapi kalau efek-efek langsung, gak ada rasa untuk pengeboran. Ke rumah tak ada dampaknya. Tak ada kerusakan. Sejauh ini, aman," katanya.

Demi, warga sekitar lokasi proyek pembanguan terowongan Gunung Manggah/ Foto: Arusbawah.co

Kehadiran proyek ini, disebutnya sebagian besar warga sumringah. karena dinilai bisa meniminalkan macet, serta menambah potensi ekonomi lingkungan sekitar.

"Meminimalkan macet," katanya.

"Orang jualan sudah mulai ramai. Sudah ada Indomaret. Kalau dulu kan sebelum adanya terowongan, sepi. Gak sepi-sepi banget sih. Ekonominya lebih maju daripada sebelumnya. Orang jualan sudah lebih banyak. Dulu jalan Sultan Alimuddin, orang kadang tak tahu, tetapi kalau sekarang, disebut Sultan Alimuddin jalan terowongan, orang sudah tahu semua. Oh terowongan Gunung Manggah? Orang tahu semua sudah," katanya. (pra)

Tag

MORE