ARUSBAWAH.CO - Pemerintah melalui Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda, Asli Nuryadin memberikan pandangan terkait acara perpisahan yang diadakan di luar sekolah.
Sebelumnya, beredar informasi soal agenda perpisahan yang akan diadakan di salah satu sekolah di Samarinda, dengan merencanakan perpisahan dilakukan di luar sekolah.
Soal ini, tim redaksi coba konfirmasi kepada kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim perihal agenda perpisahan jika digelar di luar sekolah.
Namun belum ada penjelasan dari pihak terkait.
Tim redaksi kemudian menghubungi Asli Nuryadin selaku Kepala Disdik Samarinda perihal kebijakan atau aturan soal perpisahan yang diterapkan di Kota Tepian.
Dikatakannya, bahwa Disdik telah memberikan larangan secara tertulis dan lisan, maupun peringatan untuk acara perpisahan.
Disampaikan bahwa untuk acara perpisahan hanya diperkenankan di lingkungan sekolah saja.
"Sebenarnya kita sudah melarang dan bersurat, bahkan telah disampaikan berkali–kali diingatkan bahwa kegiatan itu diutamakan perpisahan itu hanya di sekolah saja," ujarnya.
Asli paparkan terkadang perpisahan itu muncul dari keinginan dari orang tua murid maupun pihak OSIS atau siswa.
"Memang pernah juga ada permintaan perpisahan itu dari orang tua maupun siswa, ungkapnya.
Kegiatan perpisahan di luar sekolah itu Asli beberkan hanya boleh dilakukan jika sepenuhnya didanai oleh donasi sukarela dari orang tua.
Akan menjadi sebuah larangan jika bersifat adanya pungutan iuran pada setiap anak.
"Lalu saya beri jalan tengah, jika permintaan itu berasal dari orang tua maka jangan ada pungutan atau jangan ada iuran seperti itu," tuturnya.
"Saya ambil contoh, kalau ada donatur dari pihak orang tua itu berjumlah lima orang atau lebih untuk mensponsori acara itu maka dipersilahkan untuk melaksanakannya," tambahnya.
Dirinya setuju dengan acara perpisahan di luar sekolah jika ada dukungan orang tua.
Namun akan menjadi larangan acara itu jika siswa dibebankan pungutan biaya tambahan.
"Singkatnya jika ada keinginan orang tua buat ide acara perpisahan di luar sekolah itu kita tidak akan melarang, dari sekian banyak siswa yang menginginkannya, dan ada beberapa orang tua yang menyanggupi atau berdonasi untuk itu dan saya rasa tidak apa-apa," ucapnya.
"Namun jika sudah ada permintaan nominal per-kepala itu tidak boleh dan akan menimbulkan dampak kembali terhadap siswa yang tidak mampu maupun yang tidak menginginkan acara itu di luar sekolah," tegasnya.
Ditambahkannnya lagi untuk acara perpisahan lebih sederhana dilakukan di sekolah agar bisa jadi solusi yang lebih baik.
"Dan sebenarnya lebih bagus optimalkan di dalam sekolah saja dengan biaya yang murah," pungkasnya. (dil)