ARUSBAWAH.CO - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim terus mendorong inovasi teknologi tepat guna (TTG) melalui kolaborasi dengan masyarakat, khususnya generasi muda.
Salah satu upaya itu adalah pembinaan kelompok mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang tengah mengembangkan alat untuk mengubah air laut menjadi air minum.
Saat ditemui di ruang kerjanya oleh tim redaksi Arusbawah.co, Noor Agustina, Penggerak Swadaya Masyarakat DPMPD Kaltim, menjelaskan bahwa proyek ini mendapat dukungan penuh dari Pertamina melalui program beasiswa dan pendanaan penelitian.
"Ada 12 mahasiswa Unmul yang terlibat dalam proyek ini. Mereka telah datang ke DPMPD untuk berdiskusi tentang ide dan rencana penelitian mereka. Proyek ini rencananya akan diterapkan di salah satu desa di Penajam Paser Utara," ujar Noor Agustina.
Menurut Noor Agustina, inovasi alat pengubah air laut menjadi air minum ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat pesisir.
Teknologi ini memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar, seperti barang bekas, untuk menciptakan solusi praktis dan ekonomis.
Ia juga menyoroti pengalaman sebelumnya, di mana inovasi serupa dari Mahakam Ulu berhasil memenangkan juara pertama di tingkat provinsi dan mendapat penghargaan di ajang nasional.
"Tahun lalu, kami mendukung inovator dari Mahakam Ulu yang menggunakan parabola bekas sebagai alat utama dalam teknologi serupa," ucap Noor Agustina.
"Mereka berhasil melakukan penelitian di Bontang dan mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Ini adalah contoh bagaimana teknologi sederhana dapat memberikan dampak besar," jelasnya.
Sebagai bagian dari pembinaan, DPMPD Kaltim aktif mendampingi mahasiswa dan masyarakat dalam mengembangkan inovasi TTG.
"Kami melakukan pendampingan mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi. Untuk mahasiswa Unmul ini, kami masih menunggu proposal lengkap mereka," tutur Noor Agustina.
"Saya baru bertemu dua kali dengan tim mahasiswa tersebut, jadi pengembangan alatnya belum kami pantau secara menyeluruh," tambahnya.
Selain pembinaan, DPMPD juga rutin menggelar gelaran TTG baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Ajang ini menjadi sarana bagi para inovator untuk memamerkan hasil karya mereka, sekaligus menjembatani akses pemasaran agar inovasi tersebut dapat diadopsi oleh desa lain.
"Kami ingin inovasi ini tidak hanya berhenti pada tahap penelitian, tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Misalnya, alat yang dibuat mahasiswa ini bisa dibeli oleh desa-desa pesisir yang membutuhkan air bersih," ujar Noor Agustina.
Noor Agustina juga mengungkapkan bahwa Kaltim memiliki rekam jejak yang baik dalam kompetisi TTG di tingkat nasional.
Tahun lalu, inovasi dari Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Bontang berhasil masuk kategori terbaik.
Meski tahun ini belum berhasil meraih juara, DPMPD tetap optimis untuk terus mendukung berbagai inovasi.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian tahun lalu, dan meskipun tahun ini belum menang, Kami percaya, inovasi-inovasi ini adalah investasi masa depan untuk masyarakat," tutupnya. (adv)